Ciri-Ciri Pemahaman Potensi
Diri
Sebelumnya sudah dijelaskan tentang jenis-jenis
potensi yang ada pada diri seseorang.Pada dasarnya potensi yang dimiliki
seseorang itu sedikitnya ada empat macam yaitu potensi otak/kecerdasan
intelektual, potensi emosi/kecerdasan emosi, potensi fisik/kecerdasan fisik dan
potensi spiritual/kecerdasan spiritual. Untuk memahami ciri atau karakter
seseorang yang memahami potensi dirinya secara menyeluruh bukanlah suatu
hal yang mudah mengingat bahwa potensi-potensi manusia itu memiliki ciri dan
karakter sendiri-sendiri. Meskipun setiap potensi manusia itu mempunyai ciri
dan karakter sendiri-sendiri namun semuanya saling mempengaruhi dan tidak dapat
dipisah-pisahkan.
Manusia tidak boleh hanya mengagungkan salah satu Q (quotient)
saja. Manusia harus hidup dengan menerapkan 4Q secara simultaneous,
balanced, and proporsional untuk merajut kesuksesan dunia dan akhirat.
Potensi-potensi tersebut harus sama-sama diasah atau dicerahkan secara
komprehensif agar manusia menjadi cemerlang seutuhnya demi meraih kesuksesan
sejati (Raja Bambang Sutikno, 2010).
Ciri orang yang memahami potensi dirinya bisa diukur
atau dilihat dalam sikap dan perilakunya sehari-hari dalam kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Menurut La Rose (dalam Sugiharso, dkk.,2009: 126-127)
menyebutkan bahwa orang yang berpotensi memiliki ciri-ciri:
1) Suka belajar dan mau
melihat kekurangan dirinya
2) Memilki sikap yang
luwes
3) Berani melakukan
perubahan secara total untuk perbaikan
4) Tidak mau menyalahkan
orang lain maupun keadaan\
5) Memilki sikap yang
tulus bukan kelicikan
6) Memiliki rasa
tanggung jawab
7) Menerima kritik saran
dari luar
8) Berjiwa optimis dan
tidak mudah putus asa.
Ciri-ciri diatas sifatnya masih umum, artinya belum
dipilah-pilah berdasarkan ciri-ciri masing-masing potensi yang dimiliki oleh
manusia. Adapun “ciri-ciri masing-masing potensi yang dimiliki oleh manusia”
adalah sebagai berikut:
1) Potensi
otak/kecerdasan intelektual
Ciri orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
yaitu, mampu untuk bekerja secara abstrak, baik menggunakan ide-ide, simbol,
hubungan logis, maupun konsep-konsep secara teoristis, mampu untuk mengenali
dan belajar serta menggunakan abstraksi tersebut dan mampu untuk
menyelesaikan masalah termasuk masalah yang baru (Dwi Sunar P, 2010: 160).
2) Potensi
emosi/kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi (EQ) menurut Daniel Golemen (dalam
Dwi Sunar P, 2010: 161-162) meliputi lima dasar kecakapan emosi dan sosial
berikut:
1) Kesadaran diri:
Mengetahui apa yang dirasakan dan menggunakannya untuk memandau pengambilan
keputusan, realistis, percaya diri, yakin akan kemampuan yang dimiliki.
2) Pengaturan diri:
Mengelola emosi diri sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat positif terhadap
pelaksanaan tugas, peka tetapi bukan perasa, sanggup menahan gejolak
hatisebelum tercapinya suatu sasaran, mampu bangkit dari kegagalan dan bertahan
dari tekanan emosi.
3) Motivasi: Memilki
hasrat yang kuat dan menggerakkannya serta menuntun dirinya sendiri dalam
menuju sasaran, inisiatif dan efektif dalam bertindak, tidak mudah putus asa
(kecewa atau prustasi).
4) Empati: Dapat
merasakan apa yang dirasakan orang lain, dapat memahami perspektif mereka,
menumbuhkan hubungan yang harmonis didasarkan atas saling percaya serta mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya.
5) Ketrampilan sosial:
Mampu mengendalikan emosi dengan baik dan berfikir jernih, baik ketika
berhadapan dengan orang lain mampu cermat membaca situasi dan jaringan social,
mampu berinteraksi dengan baik, mampu menggunakn ketrampilan-ketrampilan untuk
mempengaruhi dan memimpin, menghormati pendapat orang lain, mampu menyelesaikan
perselisihan, sanggup bekerjasama dan bekerja dalam tim.
3) Potensi
Fisik/kecerdasan fisik
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2005: 74) ciri-ciri
yang menonjol dari orang yang memiliki kecerdasan badaniah-kinestik yang tinggi
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki daya kontrol
tubuh yang luar biasa
2) Memiliki daya kontrol
terhadap obyek
3) Mengetahui timing yang
tepat
4) Mempunyai reflek yang
sempurna dan sangat responsive dengan lingkungan fisik
5) Suka melakukan oleh
raga fisik
6) Mahir dalam kerajinan
tangan
7) Gampang mengingat apa
yang dilakukan dan bukan apa yang dikatakan atau diamati
4) Potensi
spiritual/kecerdasan spiritual
Ian Marshal pengarang buku “spiritual Intelligence”
(dalam Achmad Juntika Nurihsan, 2005:76) menyebutkan bahwa orang yang memilki
kecerdasan spiritual tinggi itu adalah orang yang mampu berfikir realistis,
mampu mengambil pelajaran dari kegagalan, siap menanggung resiko dari apa yang
dilakukannya, dan konsisten antara apa yang dilakukan dengan apa yang
dikatakan.
Daftar Pustaka:
Nurihsan,
Achmad Juntika. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar