Senin, 16 Desember 2013

SEJARAH ANALISA SIDIK JARI / DERMATOGLYPHIC



1.      John E. Purkinje 1823 (1787 – 1869)
Seorang physiologist dan biologist dari Cekoslovakia. Melakukan penelitian jari tangan dan kaki, dan secara sistematik mengategorikan sidik jari menjadi sembilan pola klasifikasi.


2.      Sir William Hershe – 1856
Orang Inggris yang pertama kali menggunakan sidik jari untuk menandatangani kontrak, bulan Juli tahun 1858 di India.

3.      Dr. Henry Faulds – 1880 (1843 – 1930)
Mempublikasikan artikel tentang sidik jari di Nature Magazine sebagai identitas seseorang dan pemakaian tinta sebagai alat untuk mendapatkan sidik jari seseorang. Dia juga yang mengemukakan pertama kali tentang RC  (Ridge Count) Theory, suatu teori yang menyatakan bahwa potensi yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari jumlah garis pada setiap sidik jari yang dimilikinya.

4.      Sir Francis Galton – 1888 (1822 – 1911)
       Galton membuktikan bahwa sidik jari pada manusia tidak akan pernah berubah sepanjang hidup dan tidak akan pernah ada dua sidik jari yang sama pada manusia. Galton menyederhanakan, bahwa klasifikasi pola sidik jari yang disampaikan oleh Purkinje menjadi tiga pola dasar yaitu: Whorl, loop dan arch.



5.      Dr. Horald Cummins – 1926 (1894 – 1976)
       Pada tahun 1926, Cummins dan Mildo adalah ilmuwan pertama yang mengemukakan istilah dermatoglyphics pada pertemuan tahunan Asosiasi Anatomi Amerika. Pada tahun 1943 serta mempublikasikan buku yang berjudul Fingerprint, Palm and Soles. Di tahun ini, Cummins juga mengemukakan PI (Pattern Intensity) Theory yang merupakan penyempurnaan dari RC (Ridge Count). Cummins mengasosiasikan jumlah garis dengan berbagai pola sidik jari yang juga mempertimbangkan lokasi dari pola tersebut pada jari yang mana.

6.      Noel Jaquin (1893 – 1974)
       Pada tahun 1933, Jaquin mulai berspekulasi tentang koneksi psikologi antara pola sidik jari dengan sifat dasar bawaan lahir individu. Dalam penelitiannya, Jaquin membedakan pola sidik jari menjadi lima kategori, yaitu whorl, loop, arch, tented arch, dan composite.

7.      Beryl Hutchinson (1891 – 1981)
       Menduga bahwa pola dermatoglyphics menggambarkan kepribadian seseorang dibawa sejak lahir. Pada tahun 1967, menulis buku mengenai analisa tangan, di antaranya adalah: Your Life in Your Hand. Hutchinson memperkaya pola sidik jari menjadi enam macam dan memperluas variasi baik dalam pola maupun maknanya berdasarkan letak pola tersebut ditemukan.

8.      Beverly C. Jaegers
       Mempublikasikan buku yang berjudul Beyond Palmistry dan Beyond Palmistry. Dia juga menambahkan dua pola sidik jari yaitu Arch with loop dan Double Loop. Jaegers juga mengatakan bahwa sidik jari mengindikasikan faktor psikologi seseorang.

9.      Charlote Wolf (1897  - 1986)
       Menggunakan statistik untuk menghitung arti dari masing-masing telapak tangan dan intelegentia alam bawah sadar, serta mengusulkan relasi antara sidik jari seseorang dan proses berpikir yang dimiliki oleh seseorang yang bersangkutan. Dia juga percaya bahwa ibu jari dan jari telunjuk dapat mewakili alam sadar dan kemauan, dengan ibu jari sebagai monitor untuk intelegensia.

10.  Dr. Rita Levi Montalcini dan Dr. Stanley Cohen
       Dr. Rita Levi merupakan Neurophysiologist bersama dengan seorang Biochemist Dr. Stanley Cohen memenangkan hadiah nobel untuk physiology atau medicine atas penemuan mereka tentang Nerve Growth Factor (NGF) dan korelasinya dengan Epidermal Growth Facto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar