Kamis, 26 Desember 2013

ENTREPRENEURSHIP : NIAT IBADAH DALAM BERBISNIS


Apa cita – cita Anda saat usia SD ? Mungkin ketika itu Ada ingin menjadi Arsitek karena melihat Ayah Anda seorang arsitek yang sukses mendesain gedung – gedung tinggi dan monumental di kota Anda.
memang, semasa sekolah dasar, Anda tidak banyak bergaull dengan orang di luar keluarga dekat. Keluargalah yang menjadi inspirasi Ada.
Setelah enam tahun menjalani pendidikan di SD, andapun lulus dan menapaki bangku SMP. Coba ingat kembali, apa cita – cita Anda semasa di SMP. Mungkin Anda kemudian bercita – cita menjadi seorang artis sinetron karena Anda suka nonton sinetron dan menyaksikan kehebatan, ketenaran, dan kekayaan para artis yang menurut Anda luar biasa. Tidak berselang lama, Anda akhirnya berada di bangku kelas satu SMA. Ingatlah jawaban apa yang akan Anda berikan ketika ditanya tentang cita – cita pada saat itu. Mungkin Anda bercita – cita menjadi seorang dokter karena pada saat itu ada kakak kelas Anda yang sukses menjadi dokter ternama dan laris di kota Anda. Anda benar – benar sangat terinspirasi apalagi guru biologi Anda mengajar mata pelajaran biologi dengan sangat menarik minat Anda.
Sampai kelas 3 SMA, apakah Anda punya cita – cita lain ? Saya yakin demikian. Pada umumnya anak kelas tiga SMU, cita – citanya adalah bisa kuliah di perguruan tinggi dan jurusan favorit. Terjadi perubahan cita – cita untuk kesekian kalinya.

Siapa yang mendominasi Anda dan Anda rela didominasi?
Ada seorang mahasiswa yang sangat rajin beribadah. Sholatnya selalu tepat waktu, berjamaah. Itupun masih ditambah dengan amalan sunnah seperti sholat Tahajjud. dan puasa Senin – Kamis, walaupun aktifitasnya sangat padat.
Suatu saat karena kesibukannya, ia tak bisa menghadiri kuliah. Secara materi kuliah sebenarnya mahasiswa yang cukup encer otaknya ini tidak terlalu masalah. Bahkan seandainya ia tidak mengikuti kuliah tatap muka di kelaspun dan hanya ikut ujian, untuk bisa mendapatkan nilai yang bagus pun bukan masalah baginya.
Apa yang terjadi ketika ia tidak bisa mengikuti kuliah? ia titip absen Ia minta tolong kepada kawan dekatnya untuk mengisikan tanda tangan pertanda seorang mahasiswa telah hadir. Yang menarik , ia melakukannya tanpa perasaan berdosa sama sekali.
Renungkan, seandainya mahasiswa ini ditanya tentang Tuhannya. Tentu dia akan menjawab ,”Tuhanku adalah Allah SWT”. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku menjadikan Allah SWT. sebagai Tuhan dan sesembahan tetapi dengan santai melakukan titip absen?
Itulah apa yang ada dalam bahasa Arab disebut sebagai ilah. Sesuatu yang mendominasi diri seseorang dan orang itu rela didominasinya. Sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dan tidak ada apapun yang lebih penting darinya. Sesuatu yang menjadi sesembahan seseorang.
Orang yang menjadikan nilai akademik sebagai ilah, ia akan dengan senang hati melakukan apa saja asalkan memperoleh nilai yang bagus. Ia tidak peduli apakah harus menipu dengan titip absen, curang dalam ujian, sogok sana sini atau apapun. Pendek kata… tiada ilah kecuali nilai akademik.
Lalu, apa yang tepat untuk dijadikan ilah yang kita rela didominasinya? Bukan nilai akademik, bukan istri, bukan anak, bukan jabatan, bukan sahabat. Semuanya akan kita tinggalkan pada saat maut menjemput.
Yang pantas mendominasi diri kita dan kita rela di dominasinya adalah Allah SWT. Allah SWT lah satu – satunya. Dia akan menjadi sesuatu yang bisa kita pegang sampai kapanpun. Sejak kita lahir, sekolah, bekerja, berkarir, sakit, sehat, bangun, tidur, dan bahkan sampai kita harus meninggalkan dunia yang fana ini. Inilah ilah yang sejati. Inilah sesuatu yang benar – benar penting. Tidak ada sesuatu yang lebih penting dari – Nya.
Kita renungkan. Siapakah yang selama ini mendominasi diri Anda dan Anda rela didominasinya dalam kehidupan ini? Sudahkah Allah SWT. yang menjadi pilihan? Bila belum, kini saatnya memperbaiki. Anda belum terlambat. Anda masih ada waktu. ila sudah, kini adalah saatnya untuk mengimplementasikan apa yang menjadi hal yang paling penting dalam hidup Anda ini dan kehidupan keseharian Anda.
Hidup Lebih Bermakna
Berbisnilah dengan kecepatan menggila. Umur 40 tahun sukses kaya raya. Naik mobil Jaguar, jam tangan Rolex. Dengan pesawat jet pribadi berlibur ke Air Terjun Niagara, Tembok Raksasa di China, Antartika atau kemana saja yang Anda suka. Setiap tahun melaksanakan umroh dan haji. Menginap di hotel berbintang lima.

Itulah kalimat – kalimat penuh semangat yang sering kita dengar. Motivasi agar para pengusaha bekerja keras dan cerdas. bahkan dengan kecepatan kilat untuk kesuksesan di usia muda. Jika sudah tercapai, maka giliran berikutnya adalah bersenang – senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar