Apa cita – cita Anda saat usia SD ?
Mungkin ketika itu Ada ingin menjadi Arsitek karena melihat Ayah Anda seorang
arsitek yang sukses mendesain gedung – gedung tinggi dan monumental di kota
Anda.
memang, semasa sekolah dasar, Anda tidak
banyak bergaull dengan orang di luar keluarga dekat. Keluargalah yang menjadi
inspirasi Ada.
Setelah enam tahun menjalani pendidikan
di SD, andapun lulus dan menapaki bangku SMP. Coba ingat kembali, apa cita –
cita Anda semasa di SMP. Mungkin Anda kemudian bercita – cita menjadi seorang
artis sinetron karena Anda suka nonton sinetron dan menyaksikan kehebatan,
ketenaran, dan kekayaan para artis yang menurut Anda luar biasa. Tidak berselang lama, Anda akhirnya berada
di bangku kelas satu SMA. Ingatlah jawaban apa yang akan Anda berikan ketika
ditanya tentang cita – cita pada saat itu. Mungkin Anda bercita – cita menjadi
seorang dokter karena pada saat itu ada kakak kelas Anda yang sukses menjadi
dokter ternama dan laris di kota Anda. Anda benar – benar sangat terinspirasi
apalagi guru biologi Anda mengajar mata pelajaran biologi dengan sangat menarik
minat Anda.
Sampai kelas 3 SMA, apakah Anda punya
cita – cita lain ? Saya yakin demikian. Pada umumnya anak kelas tiga SMU, cita
– citanya adalah bisa kuliah di perguruan tinggi dan jurusan favorit. Terjadi
perubahan cita – cita untuk kesekian kalinya.
Siapa yang mendominasi Anda dan Anda rela didominasi?
Ada seorang mahasiswa yang sangat rajin
beribadah. Sholatnya selalu tepat waktu, berjamaah. Itupun masih ditambah
dengan amalan sunnah seperti sholat Tahajjud. dan puasa Senin – Kamis, walaupun
aktifitasnya sangat padat.
Apa yang terjadi ketika ia tidak bisa
mengikuti kuliah? ia titip absen Ia minta tolong kepada kawan dekatnya untuk
mengisikan tanda tangan pertanda seorang mahasiswa telah hadir. Yang menarik ,
ia melakukannya tanpa perasaan berdosa sama sekali.
Renungkan, seandainya mahasiswa ini
ditanya tentang Tuhannya. Tentu dia akan menjawab ,”Tuhanku adalah Allah SWT”.
Bagaimana mungkin seorang yang mengaku menjadikan Allah SWT. sebagai Tuhan dan
sesembahan tetapi dengan santai melakukan titip absen?
Itulah apa
yang ada dalam bahasa Arab disebut sebagai ilah. Sesuatu
yang mendominasi diri seseorang dan orang itu rela didominasinya. Sesuatu yang
sangat penting bagi seseorang dan tidak ada apapun yang lebih penting darinya.
Sesuatu yang menjadi sesembahan seseorang.
Orang yang
menjadikan nilai akademik sebagai ilah, ia akan dengan
senang hati melakukan apa saja asalkan memperoleh nilai yang bagus. Ia tidak
peduli apakah harus menipu dengan titip absen, curang dalam ujian, sogok sana
sini atau apapun. Pendek kata… tiada ilah kecuali
nilai akademik.
Lalu, apa
yang tepat untuk dijadikan ilah yang kita
rela didominasinya? Bukan nilai akademik, bukan istri, bukan anak, bukan
jabatan, bukan sahabat. Semuanya akan kita tinggalkan pada saat maut menjemput.
Yang pantas
mendominasi diri kita dan kita rela di dominasinya adalah Allah SWT. Allah SWT
lah satu – satunya. Dia akan menjadi sesuatu yang bisa kita pegang sampai
kapanpun. Sejak kita lahir, sekolah, bekerja, berkarir, sakit, sehat, bangun,
tidur, dan bahkan sampai kita harus meninggalkan dunia yang fana ini. Inilah ilah yang sejati. Inilah sesuatu yang benar –
benar penting. Tidak ada sesuatu yang lebih penting dari – Nya.
Kita renungkan. Siapakah yang selama ini
mendominasi diri Anda dan Anda rela didominasinya dalam kehidupan ini? Sudahkah
Allah SWT. yang menjadi pilihan? Bila belum, kini saatnya memperbaiki. Anda
belum terlambat. Anda masih ada waktu. ila sudah, kini adalah saatnya untuk
mengimplementasikan apa yang menjadi hal yang paling penting dalam hidup Anda
ini dan kehidupan keseharian Anda.
Hidup
Lebih Bermakna
Berbisnilah dengan kecepatan menggila. Umur 40 tahun sukses kaya raya. Naik mobil Jaguar, jam tangan Rolex. Dengan pesawat jet pribadi berlibur ke Air Terjun Niagara, Tembok Raksasa di China, Antartika atau kemana saja yang Anda suka. Setiap tahun melaksanakan umroh dan haji. Menginap di hotel berbintang lima.
Berbisnilah dengan kecepatan menggila. Umur 40 tahun sukses kaya raya. Naik mobil Jaguar, jam tangan Rolex. Dengan pesawat jet pribadi berlibur ke Air Terjun Niagara, Tembok Raksasa di China, Antartika atau kemana saja yang Anda suka. Setiap tahun melaksanakan umroh dan haji. Menginap di hotel berbintang lima.
Itulah kalimat – kalimat penuh semangat
yang sering kita dengar. Motivasi agar para pengusaha bekerja keras dan cerdas.
bahkan dengan kecepatan kilat untuk kesuksesan di usia muda. Jika sudah
tercapai, maka giliran berikutnya adalah bersenang – senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar